Cakrawalaasia.news, Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan, pentingnya optimalisasi kerja sama ekonomi Indonesia dan Australia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Ia pun berharap, perjanjian dagang yang telah disepakati ini semakin memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak. Mendag Budi menyatakan dan menegaskan hal tersebut dalam perayaan hari jadi ke-5 tahun IA-CEPA, di Jakarta, pada Kamis, (3/7) lalu.
Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu, serta Ketua Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Catharina Widjaja turut hadir pada perayaan ini.
Mendampingi Mendag Budi, yakni Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Johni Martha. “Sebagai perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, IA-CEPA telah memberikan kerangka kerja sama
yang lebih strategis, dalam, dan luas dari sekadar liberalisasi tarif. Perjanjian ini disepakati agar memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak. Diharapkan perjanjian ini semakin memperkuat hubungan dagang kedua negara dan ini adalah tanggung jawab bersama,” tegas Mendag Budi.
Mendag menyebutkan, dalam optimalisasi implementasi IA-CEPA, Indonesia dan Australia sepakat melakukan reviu perjanjian untuk memastikan relevansi dan nilai tambah di tengah dinamika global. Reviu ini sejalan dengan semangat penguatan kerja sama ekonomi yang disampaikan Presiden RI Prabowo dan Perdana Menteri Austalia Anthony Albanese pada Mei lalu. Mendag Busan pun berharap keterlibatan pemangku kepentingan terkait.
“Proses reviu IA-CEPA bertujuan meningkatkan manfaat perjanjian bagi kedua negara. Dengan melibatkan dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, diharapkan perjanjian ini dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan Australia,” tambah Budi.
Apresiasi di torehkan Mendag Budi atas inisiatif Kedutaan Besar Australia dalam menyelenggarakan perayaan 5 tahun IA-CEPA. “Acara ini mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan,” tandasnya.
Mendag Budi mengungkapkan, sejak diberlakukan pada 5 Juli 2020, IA-CEPA telah memberikan dampak positif terhadap perdagangan barang dan jasa, serta investasi kedua negara. Total perdagangan bilateral mencapai rekor tertinggi sebesar USD 15,4 miliar pada 2024, dengan tren ekspor Indonesia tumbuh 14,46 persen dan impor sebesar 17,42 persen selama lima tahun terakhir (2020—2024).
Budi Santoso melanjutkan, di bidang jasa, pertumbuhan ekspor jasa Indonesia ke Australia tercatat meningkat sebesar 19,18 persen selama 2019–2023. Di sisi lain, investasi Australia di Indonesia terus meningkat, terutama di sektor pertambangan, energi terbarukan, industri kimia, pendidikan, serta hotel dan restoran.
“Saya juga mengucapkan apresiasi bagi seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam implementasi IA-CEPA sampai saat ini. Diharapkan perayaan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen ke depan, menggali lebih banyak peluang kerja sama, dan memperdalam persahabatan kedua negara,” tutup Budi.
Sementara, Dubes Brazier mengungkapkan, pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubunganbantara Australia dan Indonesia. Hanya dalam waktu lima tahun, IA-CEPA telah meningkatkan perdagangan kedua negara hingga dua kali lipat. Ini adalah perjanjian penting yang mencerminkan hubungan dan kepercayaan yang mendalam antara kedua negara.
Pada acara ini juga digelar diskusi panel dengan tema “Indonesia-Australia CEPA: Five Years of Free Trade Economic Resillience”. Diskusi menghadirkan narasumber The Australian Business Champion to Indonesia Jennifer Wesacott dan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu. Keduanya berbagi pandangan tentang bagaimana IA-CEPA dapat memperkuat hubungan Indonesia-Australia.
Pada periode Januari—Mei 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD 5,15 miliar. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar USD 1,52 miliar sedangkan impor Indonesia dari Australia 3,63 miliar.
Produk andalan ekspor Indonesia ke Australia di antaranya minyak bumi kecuali minyak mentah, monitor dan proyektor, buldoser, pipa dan tabung, serta kayu. Sementara impor utama Indonesia dari Australia di antaranya batu bara, gandum dan meslin, bijih besi dan konsentrat, emas, serta gula tebu atau bit. **
Sumber : Siaran Pers Biro Humas Kementerian Perdagangan RI