Cakrawalaasia.news, Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku industri alat kesehatan (alkes) nasional memanfaatkan peluang ekspor seiring meningkatnya permintaan pasar global.
Hal ini disampaikan Wamendag Roro dalam sambutannya pada Rapat
Pimpinan Nasional (Rapimnas) Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (Hipelki) 2025 yang mengusung tema “Penguatan Ekosistem Alkes Nasional yang Inovatif dan Mandiri Menuju Indonesia Sehat dan Berdaya Saing Global” di Jakarta, Selasa (29/7).
“Permintaan alkes dunia meningkat dengan tren rata-rata sebesar 3,31 persen dalam lima tahun terakhir (2020-2024). Pada 2024, nilai kebutuhan alkes dunia mencapai USD 498,52 miliar dan
diproyeksi akan mencapai USD 539,82 miliar pada 2025. Hal ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas ekspor alkes nasional,” ujar Wamendag Roro.
Wamendag Roro menegaskan, Kementerian Perdagangan berkomitmen mendorong ekspor alkes nasional melalui berbagai upaya, mulai dari fasilitasi promosi dagang, penjajakan pasar luar negeri, hingga penguatan perjanjian perdagangan internasional guna membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia.
“Di saat yang sama, kami juga menjaga keseimbangan pasar dalam negeri agar pelaku industri alkes Indonesia memiliki ruang untuk tumbuh. Selain itu, peningkatan kualitas produk menjadi
perhatian utama agar alkes kita tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga mampu bersaing secara global,” imbuh Wamendag Roro.
Pada 2025, Kemendag aktif memfasilitasi promosi produk alkes melalui partisipasi dalam sejumlah pameran, seperti SEACare di Malaysia pada 23 – 25 April, Medicall Expo Chennai di India pada 25-27 Juli, Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar pada 15-19 Oktober, serta Medica Düsseldorf di Jerman pada 17-20 November mendatang.
Kegiatan pitching dan business matching
yang melibatkan 46 Perwakilan Perdagangan RI di luar negeri, serta pelaksanaan misi dagang ke negara-negara tujuan ekspor juga terus digencarkan. Dalam mendukung ekspansi pasar, Kemendag turut mengoptimalkan peran diplomasi ekonomi lewat berbagai perjanjian dagang.
Wamendag Roro mengutarakan, pelaku industri alkes dapat memanfaatkan perjanjian seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA), dan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Berikutnya, ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA), hingga Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
Wamendag Roro juga menyoroti, pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan produk alkes nasional dapat memenuhi standar internasional, sekaligus menjawab kebutuhan dalam negeri.
“Saya juga mengajak seluruh anggota Hipelki untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas, serta memanfaatkan seluruh peluang ekspor yang ada,” tambah Wamendag Roro.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Indonesia berada di peringkat ke-46 dunia sebagai eksportir alkes dengan nilai ekspor mencapai USD 591,72 juta pada 2024. Adapun negara utama tujuan ekspor alkes Indonesia meliputi Singapura sebesar 22,46 persen, Amerika Serikat sejumlah 13,36%, Australia senilai 8,21%, Jepang dengan 8,11%, dan Polandia yang mencapai
6,64%.
Rapimnas Hipelki 2025 juga dihadiri Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalusia, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Setia Diarta, serta Ketua Umum Hipelki Randy H. Teguh.
Ketua Umum Hipelki Randy H. Teguh menegaskan komitmen organisasinya dalam memperkuat ekosistem industri alat kesehatan nasional yang mandiri dan berdaya saing global.
Dalam Rapimnas tersebut, ia menyampaikan bahwa Hipelki aktif menjadi mitra strategis pemerintah, baik dalam advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas pelaku industri, hingga dukungan ekspor ke pasar global.**
Sumber : Siaran Pers Kemendag-RI