Cakrawala asia.news, Depok – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) melalui Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri menegaskan pentingnya memperkuat sinergi lintas kementerian dan lembaga guna mendorong ekspansi industri pertahanan nasional ke kawasan Afrika sebagai bagian dari strategi memperluas pengaruh global Indonesia di tengah dinamika geopolitik yang kompleks.
“Kerja sama pertahanan di Afrika bukan hanya urusan satu sektor. Diperlukan koordinasi dan sinergitas lintas sektor agar diplomasi, keuangan, dan industri bersatu dalam satu arah kebijakan strategis dan Kerja sama industri pertahanan perlu kolaborasi dari dalam negeri, lalu diperluas melalui jejaring global yang terkoordinasi-terutama ke kawasan Afrika yang penuh potensi”, ujar Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Pasifik Oseania dan Afrika Kemenko Polhukam, Marsma TNI Parimeng, saat membuka rapat koordinasi di Depok, Kamis, (17/7/25).
Agenda ini bertujuan memperkuat sinergi kebijakan dan menyatukan langkah antarpemangku kepentingan dalam memperluas jejaring strategis industri pertahanan nasional ke kawasan Afrika. Afrika dinilai sebagai pasar non-tradisional yang potensial dengan kebutuhan besar terhadap alutsista dan dukungan teknis, di tengah terbatasnya kemampuan produksi dalam negeri mereka.
Perwakilan BUMN seperti PT Pindad, PT DI, PT LEN, PT PAL, dan PT Dahana menyampaikan peluang kerja sama di beberapa negara seperti Senegal, Nigeria, Sudan, Kenya, dan Guinea Bissau, namun banyak yang terkendala di tahap pembayaran atau skema pembiayaan. Dari sisi keuangan, Bank Indonesia, LPEI, dan Himbara menyatakan kesiapan mendukung sesuai kewenangan masing-masing, termasuk dalam hal pencatatan transaksi imbal dagang dan pengelolaan devisa hasil ekspor.
Lebih lanjut, Kemenko Polkam selaku inisiator menegaskan pentingnya peran koordinatif antar-K/L untuk memastikan strategi yang terarah, inklusif, dan terukur. “Diharapkan mampu memadukan diplomasi politik, kebijakan perdagangan, dukungan pembiayaan, kesiapan industri pertahanan nasional dalam satu kesatuan strategi ekspansi global, serta diharapkan menjadi langkah awal untuk mempercepat penetrasi industri pertahanan Indonesia ke pasar internasional secara terencana, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Parimeng
Forum ini dihadiri oleh perwakilan lintas kementerian lembaga (K/L), Perwakilan BUMN seperti PT Pindad, PT DI, PT LEN, PT PAL, dan PT Dahana, industri pertahanan, asosiasi strategis, serta perwakilan RI di sejumlah negara Afrika.**