Menteri Perdagangan Dorong Koordinasi Lintas Pilar Hadapi Tantangan Global

Foto : Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Joint Foreign and Economic Ministers Meeting) yang digelar pada Sabtu (25/10) disela rangkaian KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia. (dok. Humas Kemendag RI).

Cakrawalaasia.news, Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) menekankan pentingnya penguatan koordinasi lintas pilar ekonomi dan keamanan dalam menghadapi dinamika geoekonomi dan geopolitik global.

Koordinasi ini dilakukan untuk memastikan ASEAN tetap tanggap, adaptif, dan responsif terhadap dinamika global yang semakin kompleks.

Hal ini diungkapkan Mendag Busan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Joint Foreign and Economic Ministers Meeting) yang digelar pada Sabtu (25/10) disela rangkaian KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Ekonomi ASEAN ini merupakan momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi antara kedua pilar, sekaligus menjadi kesempatan untuk meninjau kembali mekanisme dan kelembagaan ASEAN dalam mengimplementasikan berbagai inisiatif kolektif,” ujar Mendag Busan.

Selain itu, Mendag Busan menyoroti pentingnya memperdalam dan perluas kemitraan ekonomi melalui proses aksesi untuk melengkapi manfaat dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

Mendag Busan menegaskan, RCEP
merupakan salah satu tonggak penting dalam memperkuat integrasi ekonomi regional sekaligus membuka peluang pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di kawasan Asia-Pasifik.

Mendag Busan juga menambahkan, ASEAN peru mendorong pemanfaatan dan modernisasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN Plus One FTA untuk perluas akses pasar, mendorong inovasi, serta memperkuat konektivitas rantai pasok di kawasan.

“ASEAN saat ini sedang melakukan negosiasi ASEAN–Canada FTA dan Indonesia berharap proses ini dapat diselesaikan pada 2026. Ke depan, ASEAN juga perlu menjajaki kerja sama baru dengan mitra strategis lainnya seperti Uni Eropa dan Dewan Kerja Sama Kawasan Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) untuk perkuat diversifikasi ekonomi kawasan,” jelas Mendag Busan.

Pada pertemuan tersebut, para menteri menyambut baik laporan dan rekomendasi dalam ASEAN Geoeconomics Report (AGR) 2025 yang disusun oleh ASEAN Geoeconomics Task Force (AGTF).

Laporan tersebut dinilai berhasil merumuskan analisis dan rekomendasi yang menjadi peta jalan bagi penguatan langkah kolektif ASEAN ke depan. Salah satu pokok bahasan utama dalam pertemuan ini adalah rencana institusionalisasi AGTF untuk pastikan keberlanjutan dialog lintas pilar di lingkungan ASEAN. **

Penulis: Humas Kemendag RI (Siaran Pers)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *