Mendag-RI Dorong Kemitraan Strategis Toko Tradisional dan Ritel Modern untuk UMKM Berdaya Saing

Foto : Mendag-RI Budi Santoso di kegiatan “Kewirausahaan Mandiri dan Kemitraan Indomaret Group dan Kabupaten Batang” di Pendopo Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Jumat, (25/7). (doc. Istimewa).

Cakrawalaasia.news, Batang – Menteri Perdagangan Budi Santoso (Busan) menegaskan kembali, komitmennya dalam memperkuat kemitraan strategis antara toko tradisional dan ritel modern. Langkah ini merupakan upaya konkret Kementerian Perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta memberdayakan dan meningkatkan dayasaing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pernyataan tersebut disampaikan Mendag Busan saat memberikan arahan kepada para peserta kegiatan “Kewirausahaan Mandiri dan Kemitraan Indomaret Group dan Kabupaten Batang” di Pendopo Kabupaten Batang,
Jawa Tengah, pada Jumat, (25/7).

Hadir dalam acara ini Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, Rektor Universitas
Diponegoro, Suharnomo, serta Microeconomics Executive Director PT Indomarco Prismatama, Feki Oktavianus.
Turut mendampingi Mendag Busan, yaitu Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Inspektur Jenderal Kemendag
Putu Jayan Danu Putra, serta Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan.

Mendag Busan memaparkan, pola kemitraan antara toko kelontong dan ritel modern telah dirintis sejak 2015.
Inisiatif ini hadir sebagai jawaban atas kekhawatiran masyarakat akan menjamurnya ritel modern yang dianggap berpotensi mematikan toko tradisional.

“Kami mengembangkan pola kemitraan tidak hanya pada aspek pasokan barang, tapi juga pada aspek manajemen dan digitalisasi. Kami juga mendorong toko tradisional untuk memanfaatkan konsep omnichannel agar bisa tetap bersaing di tengah perkembangan ritel online,” ucap Mendag Busan.

Selain itu, Mendag Busan mengungkapkan pentingnya pemberdayaan UMKM sebagai benteng terhadap serbuan produk impor. “Agar produk-produk negara lain tidak mudah masuk ke Indonesia, salah satu caranya adalah dengan memberdayakan UMKM agar produknya berkualitas dan bisa masuk ke ritel modern. Jangan sampai di ritel modern itu isinya barang impor,” tegasnya.

Microeconomics Executive Director PT Indomarco Prismatama, Feki Oktavianus menyampaikan komitmen Indomaret mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah melalui kemitraan jangka panjang bersama Pemerintah
Kabupaten Batang. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga membawa dampak sosial yang luas.

“Kami berharap, dari kemitraan ini tercipta pertumbuhan bersama yang lebih luas, tidak hanya di sektor ekonomi, tetapi juga mencakup aspek sosial, pertanian, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang,” ujar Feki.

Salah satu kemitraan yang dilakukan Indomaret dan Pemerintah Kabupaten Batang adalah penyelenggaraan
Pelatihan Kewirausahaan Mandiri UMKM dan Kemitraan Indomaret Group. Pelaku UMKM NSR Carica, Djunaedi,
yang merupakan salah satu peserta pelatihan berharap pelatihan kewirausahaan mandiri ini dapat menunjang penjualan agar lebih maju lagi serta bisa memberdayakan orang-orang di sekitar untuk bekerja lebih banyak lagi.

Senada, pemilik Annisa Food, Tutut menyampaikan apresiasinya atas kegiatan pelatihan yang digelar. “Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Bagi saya, memproduksi itu mudah, tantangan terbesarnya justru ada di sisi
pemasaran. Dengan pelatihan seperti ini, kami merasa sangat terbantu dalam memasarkan produk,” ungkap Tutut.

Dalam kunjungan tersebut, Mendag Busan secara langsung meninjau produk-produk UMKM yang telah berhasil menembus jaringan Indomaret melalui pola kemitraan. Menurutnya, produk-produk UMKM yang telah berhasil masuk ke ritel modern seperti Indomaret atau Alfamart memiliki kualitas yang bagus. Hal ini didasari ketatnya syarat yang harus dipenuhi, termasuk kualitas produk yang terjamin dan daya saing tinggi.  “Saya yakin, kalau produk UMKM sudah masuk di Indomaret, pasti bisa juga diekspor,” tegasnya.

Mendag Busan juga bertransaksi dengan menggunakan i.saku yang merupakan aplikasi uang elektronik atau dompet digital yang dikembangkan PT Inti Dunia Sukses, anak perusahaan dari Indomaret Group.

Aplikasi i.saku dirancang untuk memberikan kemudahan berbagai transaksi digital, terutama di lingkungan Indomaret dan jaringannya.

Apresiasi Potensi Ekspor Batang dan dukungan Pemerintah Pada arahannya,

Mendag Busan juga mengajak Pemerintah Kabupaten Batang untuk mengidentifikasi produk-produk unggulan yang berpotensi ekspor. “Mohon dapat diidentifikasi produk-produk yang bisa diekspor. Mari
bersama-sama kita gerakkan ekonomi kita mulai dari kabupaten, kota, dan desa. Jika selama ini potensi ekspor
desa belum tergarap, kini saatnya kita bangkitkan. Kita latih agar produk-produk UMKM bisa masuk ke pasar
global.”

Selain itu, Mendag Busan secara khusus mengapresiasi potensi besar yang dimiliki Kabupaten Batang dan
mendorong agar UMKM lokal dapat memanfaatkan peluang ekspor melalui program UMKM Berani Inovasi Siap
Adaptasi (BISA) Ekspor.

Komitmen Kemendag, lanjut Mendag Busan, untuk menggerakkan potensi
ekonomi hingga ke tingkat desa dengan fokus pada standardisasi produk-produk yang sudah ada. “Kami ingin desa-desa juga memiliki potensi ekspor. Makanya kami punya program Desa Bisa Ekspor. Produk-produk yang sudah ada akan kita bantu dari sisi pelatihan, pengemasan, sampai business matching dengan buyer
luar negeri,” kata Mendag Busan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendag menyediakan beragam fasilitas pendampingan. Fasilitas ini mencakup pelatihan, klinik desain, hingga export center yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. “Kami punya klinik desain di Jakarta, yaitu Indonesia Design Development Center (IDDC) yang bisa membantu UMKM memperbaiki kemasan secara gratis. Ada juga export center untuk konsultasi produk. Semua itu untuk mendampingi UMKM agar siap ekspor,” ucap Mendag Busan.

Mendag Busan mengungkapkan, Kemendag memiliki 46 perwakilan dagang di 33 negara yang siap membantu pelaku UMKM mencari buyer internasional. “Hingga Juni 2025, sudah ada 609 UMKM yang difasilitasi
dengan total transaksi mencapai Rp.1,3 triliun. Tujuan utama ekspor saat ini didominasi negara-negara Asia, seperti
Jepang dan Arab Saudi,” ungkap Mendag Busan.

Bupati Batang M. Faiz Kurniawan berharap kunjungan Mendag Busan dapat memberikan dampak nyata bagi
kemajuan UMKM di daerahnya. “Semoga kehadiran Bapak Menteri Perdagangan di Kabupaten Batang menjadi
momentum awal bagi kita semua untuk membawa hasil komoditas dan produk UMKM Kabupaten Batang menuju pasar yang lebih luas dan lebih baik,” tambah Faiz.

Kemendag–Undip Perkuat Sinergi Pengembangan Perdagangan Lewat MoU

Dalam kegiatan yang sama, Mendag Busan turut menyaksikan penandatanganan MoU antara Kemendag dan Universitas Diponegoro (Undip) Tentang Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi di Bidang Perdagangan.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Rektor Universitas Diponegoro
(Undip) Suharnom Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan dari kerja sama serupa yang telah dilakukan pada 2020 dan telah
berakhir pada awal 2025. Ruang lingkup kerja sama yang disepakati meliputi pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat; pengembangan kegiatan perdagangan; pengembangan kewirausahaan dan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan lainnya.
“Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui implementasi Tridharma
Perguruan Tinggi di bidang perdagangan. Melalui pembaruan nota kesepahaman ini, kami berkomitmen untuk
terus memperkuat kolaborasi dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang
mendukung pengembangan sektor perdagangan nasional,” ujar Mendag Busan.

Sementara itu, Suharnomo menyampaikan komitmen Undip dalam mendukung pembangunan daerah, terutama di Kabupaten Batang. **

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Siaran Pers Kemendag-RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *