Konstruktif dan Saling Beri Manfaat, Wamendag Roro : Momentum Pererat Hubungan Indonesia – Cile

Foto : Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri dalam Kegiatan Seminar 'Chile-Indonesia Trade Engagement, Unlocking Opportunities & Building Synergies' di Jakarta, Senin (8/9). (doc. Humas Kemendag-RI).

Konstruktif dan Saling Beri Manfaat, Wamendag Roro : Momentum Pererat Hubungan Indonesia – Cile

Cakrawalaasia.news, Jakarta – Indonesia dan Cile memiliki hubungan baik dan konstruktif yang telah berlangsung lama. Hubungan tersebut melingkupi berbagai sektor dan saling memberi manfaat bagi banyak pihak di kedua negara.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri dalam Kegiatan Seminar ‘Chile-Indonesia Trade Engagement, Unlocking Opportunities & Building Synergies’ di Jakarta, Senin (8/9).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pro Chile ini dihadiri Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional, Kementerian Luar Negeri Cile, Claudia Sanhueza, Duta Besar Cile di Jakarta, Mario Artaza, dan Direktur Jenderal Pengembangan Eskpor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi.

“Indonesia dan Cile telah lama menikmati hubungan hangat dan konstruktif yang dibangun di atas nilai-nilai bersama berupa keterbukaan, kerja sama, dan saling menguntungkan. Selama bertahun-tahun, kedua negara terus memperkuat hubungan, khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Saat ini merupakan momentum untuk mendorong hubungan tersebut agar lebih erat di tahun-tahun mendatang,” ujar Wamendag Roro.

Wamendag Roro menerangkan, Cile merupakan negara Amerika Latin pertama yang menjalin kemitraan ekonomi komprehensif dengan Indonesia. Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Cile(IC-CEPA) pada 2017, yang kemudian mulai berlaku pada 2019, menjadi tonggak bersejarah dalam hubungan bilateral kedua negara.

Perjanjian ini telah memperluas akses pasar, menurunkan hambatan perdagangan, dan menciptakan banyak peluang baru untuk kolaborasi di berbagai sektor.

Menurut Wamendag Roro, implementasi IC-CEPA membawa manfaat nyata yang tercermin dari pertumbuhan rata-rata perdagangan bilateral tahunan dari sekitar USD 304 juta menjadi USD 446 juta pada periode pasca-implementasi.

Pemanfaatan perjanjian ini oleh pengekspor asal Indonesia menunjukkan kemajuan positif, ditunjukkan dengan peningkatan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) sebesar 48 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan produk otomotif, alas kaki, kertas, minyak nabati, dan permesinan sebagai kontributor utama pertumbuhan ini.Awal tahun ini,

Indonesia juga meratifikasi Protokol Perdagangan Jasa dalam IC-CEPA. Hal ini menandai babak baru dalam kemitraan kedua negara, karena memperluas kerja sama di luar barang dan menempatkan jasa sebagai pilar penting kerja sama ekonomi.

Protokol ini membuka peluang yang lebih luas di berbagai sektor, seperti arsitektur, teknik, konstruksi, telekomunikasi, distribusi, pariwisata, dan rekreasi yang merupakan area krusial bagi inovasi, konektivitas, dan pertumbuhan berkelanjutan.

“Menindaklanjuti kemajuan penting tersebut, tugas kedua negara berikutnya yaitu memperkuat dan memperluas kemitraan yang telah terjalin melalui IC-CEPA. Kita harus terus memperluas kerja sama, tidak hanya dalam perdagangan barang dan jasa, tetapi juga di bidang-bidang seperti investasi dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Wamendag Roro.

Pertemuan Bilateral Indonesia-Cile sebelumnya, Wamendag Roro juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional, Kementerian Luar Negeri Cile, Claudia San-Hueza.

Pada pertemuan ini, kedua pihak membahas kemajuan dan peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, di antaranya terkait implementasi IC-CEPA dalam perdagangan barang. Wamendag Roro menyampaikan, Indonesia berharap dapat melihat pemanfaatan IC-CEPA yang lebih luas di sektor barang yang mencakup produk-produk potensial kedua negara.

“Indonesia mendorong kedua negara untuk lebih memperkuat kerja sama teknis di berbagai bidang, seperti aturan asal barang, sanitasi dan fitosanitasi, produk halal, serta rantai nilai global,” ujar Wamendag Roro.

Apresiasi Indonesia, lanjut Wamendag Roro, terhadap komitmen Cile sebagai Mitra Pembangunan ASEAN sejak 2019, dan partisipasi aktifnya dalam pertemuan Komite Kemitraan Pembangunan ASEAN – Cile (AC-DPC).

“Di samping itu, Indonesia juga mendukung perpanjangan Area Kerja Sama Praktis (PCA) ASEAN – Cilehingga 2026,” imbuh Wamendag Roro.

Adapun Wamen Hubungan Ekonomi Internasional, Kementerian Luar Negeri Cile, Claudia San-Hueza mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, Cile ingin memperkuat kemitraan, terutama dengan mitra-mitra ASEAN.

“Indonesia merupakan mitra strategis kami di ASEAN. Dengan komitmen kuat melalui IC-CEPA, kami juga ingin lebih hadir di Asia dan Pasifik,” tutur Claudia.

Claudia menambahkan, Cile juga berharap dapat membahas isu perdagangan yang lebih inklusif, termasuk pemberdayaan perempuan (women empowerment), sebagai bagian dari upaya bersama mewujudkan kerja sama ekonomi yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

Total perdagangan Indonesia-Cile pada periode Januari—Juli 2025 tercatat sebesar USD 327 jutaatau meningkat 23,46persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Cile sebesar USD 269,5 juta. Sedangkan, impor Indonesia dari Cile sebesar USD 57,5 juta.**

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Humas Kemendag-RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *