Cakrawalaasia.news, Aceh – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., mengambil keputusan cepat yang penuh empati ketika empat warga yang membutuhkan pertolongan medis kritis harus segera dievakuasi pada Senin (8/12).
Evakuasi ini dilakukan setelah Kepala BNPB meninjau penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Momen kemanusiaan ini terjadi ketika Kepala BNPB tengah menuju terminal keberangkatan Bandara Rembele.
Langkahnya terhenti saat melihat seorang bapak lansia yang tampak lemah di kursi roda, ditemani istrinya yang juga menggunakan alat bantu jalan. Dengan penuh harap, keduanya memohon kepada Kepala BNPB agar dapat diterbangkan ke Medan untuk mendapat perawatan intensif.
Tanpa ragu, Kepala BNPB segera menginstruksikan dokter pendamping untuk membawa pasangan lansia itu naik ke pesawat Cessna Caravan dan langsung diterbangkan ke Medan. Selama penerbangan, Kepala BNPB memastikan kondisi keduanya terus dipantau dengan baik.
Setibanya di Bandara Internasional Kualanamu, dokter pendamping langsung menggendong sang bapak sambil berlari menuju Balai Kekarantinaan Kesehatan untuk memberikan penanganan awal.
Dari pemeriksaan diketahui, bahwa sang bapak mengalami dehidrasi akibat diare akut. Sementara istrinya merasakan nyeri sendi di seluruh tubuh. Keduanya kemudian menjalani rawat jalan dengan pendampingan keluarga.
Pada hari yang sama, dua pasien lain juga berhasil dievakuasi atas perintah Kepala BNPB. Salah satunya memiliki riwayat penyakit tumor, sementara yang lain membutuhkan cuci darah rutin.
Keduanya diterbangkan dari Bandara Rembele ke Lanud Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, menggunakan pesawat Cessna Caravan, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tindakan tanggap dan penuh kepedulian ini menjadi bukti nyata komitmen BNPB dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para penyintas bencana, terutama mereka yang berada dalam kondisi medis kritis.
BNPB terus menyiagakan armada udara, helikopter dan pesawat fixed wing bermesin tunggal untuk mendukung evakuasi lintas wilayah di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Seluruh armada disiagakan di bandara komersial sesuai prosedur tetap. Setiap pasien yang dievakuasi melalui jalur udara akan mendapatkan pemeriksaan awal oleh tenaga medis di Balai Kekarantinaan Kesehatan masing-masing bandara, sebelum dirujuk ke rumah sakit terdekat atau menjalani rawat jalan sesuai rekomendasi dokter.
BNPB berkomitmen membantu masyarakat terdampak bencana yang membutuhkan layanan transportasi medis antarwilayah melalui armada udara. Masyarakat dapat mengakses layanan ini melalui bandara yang memiliki posko pendampingan nasional penanganan darurat bencana. (**)











